Realistis atau asumsi?

Beberapa minggu yang lalu aku mengalami masa-masa yang istilahnya hectic banget. Aku percaya setiap orang pasti pernah mengalami suatu keadaan dimana mereka down. I mean really-really down even drown, but i didn't lose hope.

Mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia belakangan ini. Seperti yang kita tahu, Indonesia sedang berduka, terjadi banyak bencana alam. Indonesia sedang butuh uluran tangan. Indonesia adalah negara kita, rumah kita sendiri. Siapa kita?! Indonesia! Oke. Jadi berhenti menghakimi Indonesia dengan asumsi kalian sendiri. Kalian bisa melakukannya, boleh. Tapi berilah solusi juga dan kasih tindakan nyata. Please don't just judge the goverment and leave.

You know action speaks louder than words.

Ada beberapa hal yang bikin aku secara pribadi gak habis pikir tentang fenomena ini. Ternyata manusia bisa seperti itu.

Masyarakat Indonesia memang memiliki pola pikir mistis-prelogis. Setiap kejadian secara otomatis akan dikait-kaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan. Ini tidak salah memang. Sebagai umat beragama akupun begitu. Selalu kuhubungkan setiap kejadian dengan Tuhan.

Tetapi kali ini aku melihat dari sudut pandang yang berbeda. Bencana yang terjadi bukan semata-mata azab dari Tuhan. Tapi Tuhan sedang mengingatkan kita kalau sebagai orang Indonesia, yang hidup di jalur pegunungan dunia yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik dan pertemuan lempeng-lempeng bumi seperti Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Karena itu Indonesia dilimpahi gunung dan pegunungan yang sangat indah, matahari bersinar sepanjang tahun, dan memiliki tanah yang subur. Namun resikonya di Indonesia memang sering terjadi bencana. Dilihat dari segi manapun memang begitu.

Jadilah warga negara yang baik. Jangan berkoar-koar bahwa semua yang terjadi adalah azab bagi kaum Tuhan yang mendurhakai penciptanya. Semua tidak semata-mata begitu. Tuhan memberi cobaan kepada mereka yang mampu melaluinya. Indonesia sedang di uji karena kita bisa melaluinya.

Intinya stop ngatai-ngatain orang dan jadilah realistis tanpa melukai yang lain. Juga jangan kehilangan kepercayaan.

Be a smart people.

S. E. U.
Anggun

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Isinya gini "suka azab" apalah gitu padahal maksudnya suka bagian ada azabnya. Takut kalo salah pikir

    BalasHapus

Posting Komentar